PEPTIDA DAPAT MENGURANGI NAFSU MAKAN ?
Para peneliti telah mengidentifikasi peptida dan hormon yang bila diberikan ke daerah tertentu dari otak dapat mengurangi nafsu makan. Penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Neuropsychopharmacology, mungkin suatu hari nanti akan ada obat yang mengobati gangguan obesitas .
Obesitas adalah gangguan yang kompleks yang mempengaruhi lebih dari 78 juta orang Indonesia yang melibatkan jumlah yang berlebihan lemak tubuh. Hal ini meningkatkan risiko penyakit dan gangguan kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes dan tekanan darah tinggi. Gangguan makan adalah penyakit umum di Indonesia ditandai dengan periode konsumsi yang tidak terkendali.
Dengan menggunakan model eksperimental, para peneliti menemukan ketika pemberian hipofisis adenilat siklase mengaktifkan peptida (PACAP), peptida dan hormon yang diproduksi oleh neuron, di daerah tertentu dari otak yang disebut "amigdala pusat," ia mengurangi asupan makanan dan dipimpin untuk menurunkan berat badan.
Menurut para peneliti PACAP dikenal asupan makanan dan berat badan efek di hipotalamus (daerah otak yang dikenal untuk mengendalikan nafsu makan). Namun, ini adalah laporan pertama dari efek PACAP di amigdala, daerah otak luar hipotalamus, yang terlibat dalam ketakutan tetapi juga dalam komponen emosional untuk makan.
Para peneliti juga menemukan bagaimana PACAP menurun asupan makanan ketika disuntikkan dalam amigdala. Secara umum, asupan makanan bisa berkurang dalam dua cara: makan makanan yang lebih sedikit dari ukuran normal di siang hari, atau makanan kecil. "Kami menemukan bahwa amygdalar PACAP mengurangi jumlah makanan yang dimakan dalam makanan, tetapi tidak berapa banyak makanan yang dikonsumsi. Selain itu, kami menemukan bahwa PACAP mengurangi tingkat asupan makanan. Artinya, setelah pemberian PACAP, nafsu makan menjadi berkurang "jelas Valentina Sabino, PhD, asisten profesor farmakologi dan psikiatri, dan co-direktur Laboratorium Disorder Addictive di Boston University School of Medicine (BUSM).
Selain itu, mereka menemukan bahwa efek PACAP pada asupan makanan dan berat badan bergantung pada faktor otak yaitu pertumbuhan hormon yang disebut faktor neurotropik yang diturunkan dari otak (BDNF). Para peneliti percaya bahwa temuan ini memiliki implikasi untuk berbagai kondisi, karena mereka menemukan tidak hanya bagaimana subyek banyak makanan tetapi juga seberapa cepat mereka makan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks ya udah main ke blog saya, silahkan komentar dengan bijak dan sesuai topik. Bagi yang komentar sembarang akan aku report spam. :)